Rabu, 20 Juli 2011

Ketika Virus Memberi Saya Laptop

Membaca tulisan Om Jay, saya jadi termotivasi untuk lebih banyak lagi menulis dan akhirnya tergerak untuk membagikan cerita sukses (tentunya sukses dalam definisi saya) dalam manfaat menulis. Memang saya gak sehebat para Kompasianer lain yang bisa menulis banyak buku dan sampai menjadi Pembicara dalam Workshop, saya sepertinya belum mumpuni dan memang keadaan tidak mengijinkan dimana saya saat itu mesti kuliah dan jadwal kuliah tidak bisa diubek-ubek seenak dewe karena sistemnya paket. Setelah Kuliah saya terlempar dengan naas di NTT, jadi saya benar-benar tak punya kans jadi seorang pembicara.

Baiklah, mari kita mulai cerita tentang “the power of blogging” yang bisa mengubah kehidupan saya. Awalnya sedikitpun saya tidak terlintas untuk membuat sebuah blog bahkan Friendster pun saya baru buat ketika menginjak Kuliah. Dalam urusan Internet saya tidak banyak tahu semasa SMA karena sarana prasarana tidak mendukung, seperti komputer yang saya baru punya ketika akhir kelas 3 SMA.

Di tahun pertama kuliah saya tidak memiliki komputer dan mengenal internet sebatas untuk mencari referensi tugas. Mungkin berbeda dengan mahasiswa lain yang sudah memiliki laptop atau komputer di awal kuliah karena harga komputer maupun laptop saat itu bisa mencekik kantong orangtua  jadi saya tidak memaksa untuk membelinya.

Menginjak di tahun kedua akhirnya Orangtua membelikan saya komputer, alasannya karena saya memilih jurusan Komputer untuk bidang peminatan selain juga alasan karena baru punya uang yang cukup untuk membelikan saya sebuah Komputer.

Sampai saat itu saya masih juga belum terpikirkan untuk menulis secara offline maupun ngeblog sampai suatu hari salah satu Dosen saya bertanya tentang blog. Beliau menanyakan siapakah diantara Mahasiswanya yang memiliki blog dan masih menulis aktif sampai sekarang. Bisa ditebak saat itu Blogging belum terlalu populer sehingga diantara teman-teman sekelas hanya 2 orang yang aktif ngeblog dan itupun dibuat di Friendster bukan di Blogger atau di Wordpress seperti kebanyakan orang lakukan saat ini.

Berangkat dari pertanyaan Dosen, saya mulai penasaran makhluk apakah yang disebut Blog ini. Saya memburu buku Blog ke Gramedia dan membeli 2 buah buku Blog yang saya lupa dikarang oleh siapa. 2 buku itu tidak semuanya teknis melainkan 1 buku teknis ngeblog dan 1 tentang topik blog.
Saat itu saya baru mengerti ternyata Blog itu merujuk kepada sebuah web mini dimana isi dari web tersebut adalah hasil tulisan kita sendiri. Saya sangat tertarik dengan konsep mempublikasikan tulisan di dunia maya karena impian saya sedari SMA adalah tulisan saya dilihat dan disukai banyak orang bahkan saya bermimpi untuk membuat sebuah buku.

Saya mulai rajin ke WARNET sambil membawa buku Blog yang saya beli dari Gramedia dengan tujuan menerapkan step by step tutorial yang ada di dalam buku. Bahkan saya bisa memakai paket Internet di WARNET yang memungkinkan saya browsing dari tengah malam sampai pagi buta. Waktu-waktu seperti itu saya gunakan untuk sekedar mengubah-ubah template dan menambah widget yang saya rasa pantas untuk dipajang di Blog.

Lama-lama saya memikirkan bahwa jika ini terus berlangsung maka akan mempengaruhi kesehatan saya karena terlalu seringnya begadang demi blog. Apalagi terkadang ada jadwal kuliah dadakan pada hari Sabtu jadi sangat tidak aman jika saya begadang untuk blog di hari Jumat. Saya memutuskan untuk membeli modem dan lebih serius lagi ngeblog, tujuan saya memang untuk mengembangkan blog bukan untuk memperlancar bermain Friendster atau Facebook. 

Singkat waktu akhirnya saya memiliki koneksi pribadi di rumah yang berarti saya bisa sesukanya mengubek-ngubek blog. Setelah mengubek blog selesai, saya mulai rajin posting dengan mengambil tema belajar ngeblog dan mengenal internet yang saat itu begitu booming dicerminkan dengan adanya banyak blog yang serupa. Cuma perbedaan blog saya dengan yang lainnya adalah saya membuat tutorial dengan bahasa yang santai dan ringan, ketika itu saya meniru gaya menulis blog Romi Satria Wahono.

Saya mulai rajin memposting setiap 2 hari sekali dan blogwalking kesana sini untuk mencari teman blogger lainnya dan juga agar blog saya ramai dikomentari karena saat itu jumlah komentar menurut saya merupakan indikator kepopuleran sebuah blog.

Terkadang seharian saat Sabtu dan Minggu saya habiskan untuk mengutak-atik template, mempercantik tampilan, atau sekedar mencari ide untuk mengisi postingan di blog. Beberapa teman sempat mengikuti saya membuat blog namun selalu tidak pernah bertahan lama. Layanan blog yang pertama kali saya dalami adalah Blogger kemudian berlanjut belajar Wordpress. Keingintahuan saya tentang blog memberikan saya sejumput ilmu tentang ngeblog di Blogger dan Wordpress.

Suatu hari saya mendapati sebuah komentar yang tidak biasa di blog saya. Isi komentarnya adalah mengajak saya bergabung untuk menjadi salah satu penulis di sebuah penerbit kondang. Komentar tersebut juga mengatasnamakan pimpinan redaksi penerbitnya, yang saya kebetulan ketahui bahwa nama yang dipakainya memang benar adanya karena saya sempat membaca buku hasil editan si pemimpin redaksi.

Awalnya saya tidak percaya karena saya langsung begitu saja diajak membuat sebuah buku dengan begitu cepatnya. Setelah saya membalas ajakan ke email, saya diberikan nomor kontak dan ketika saya menghubungi maka benarlah saya diajak kopdar untuk membicarakan masalah penerbitan Buku.
Saya mengajak salah seorang teman saya untuk menemani kalau-kalau semuanya diluar rencana karena masih diselimuti rasa tidak percaya. Ketika itu saya diajak kopdaran di Pondok Indah Mall yang jaraknya memang sangat jauh dari domisili saya di Jakarta Timur. Sesampainya di Pondok Indah Mall saya segera menuju tempat kopdar dan memang mendapati seseorang yang adalah pemimpin redaksi penerbit tersebut. Jujur dalam hati saya merasa tersanjung karena diajak menerbitkan buku tanpa harus mengajukan naskah.

Saya awalnya ditawari 3 buah buku tetapi saya hanya mengambil tawaran 2 buku karena saya sendiri tidak mengejar kuantitas melainkan kualitas. Saya takut jika menyelesaikan 3 buku dalam sebuah deadline bisa-bisa membuat kualitas tulisan saya menurun karena pikiran saya sudah jenuh untuk berpikir merangkai kata-kata. Yang menarik adalah ketika saya bertanya mengapa Penerbit tersebut memilih saya menjadi Penulisnya.

Si PEMRED mengatakan bahwa ia sempat berselancar ke sebuah web pemeringkat blog dan mendapati blog saya ada di peringkat atas blog bergenre teknologi. Setelah berkunjung, ia mulai tertarik dengan tulisan saya dan semenjak itu berniat mengajak saya bergabung dalam proyek penulisan buku mudah teknologi.

Darisana saya mulai sadar bahwa blog bukan hanya sebuah catatann gak penting dan buang-buang waktu melainkan blog sudah menjadi sebuah personal branding dan ajang memperlihatkan kemampuan menulis kita yang siapa tahu dilirik oleh penerbit. Tetapi memang dari awal saya tidak menyadari hal tersebut, saya ngeblog hanya mengalir seperti air tanpa berharap apa-apa dan hanya berniat berbagi.
Singkat cerita saya menyelesaikan 2 buah buku dalam rentang waktu sebulan.

Tulisan saya tidak begitu saja diterima karena 1 buku bisa sampai diedit 2 bulan lamanya guna mendapatkan bahasa yang enak dibaca. Disinilah saya ditempa oleh para editor-editor penerbit tersebut sehingga saya juga sebenarnya mendapat sedikit ilmu dari seorang editor yang memang sudah malang melintang dalam mengedit berpuluh buku.

Saya jadi mengetahui bagaimana menulis tutorial teknologi dengan bahasa yang simpel dan gampang dipahami pembaca buku yang sebelumnya tidak mengenal apa yang kita tulis.

Dengan harap-harap cemas saya menunggu buku yang akan terbit, akhirnya buku yang saya tunggu muncul juga di Toko Buku dengan judul berturut-turut “Membasmi Virus Komputer Tak Perlu Pinter” dan “Buku Sakti Nge-Blog”.




Salam Kompasiana!

Putu Hadi

 http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2011/07/17/ketika-virus-memberi-saya-laptop/

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money