Jumat, 19 Agustus 2011

Istri Lebih Tinggi dari Suami Hal Tabu bagi Pria Arab

Sebagian pria asal Arab memiliki kebiasan unik. Sejumlah pria menolak menikahi perempuan yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dari pria. Alasan tabu, menjadi kebiasaan yang kini masih menghinggap di diri pria Arab.

Arab News melansir seorang pria yang menikahi wanita yang lebih tinggi bakal menerima hukuman sosial, ya minimal komentar-komentar sinis akan diterima pria yang nekat menikahi perempuan berpostur lebih tinggi. Dampaknya, setelah menikah terkadang si pria merasa kurang percaya diri atas komentar-komentar sinis tersebut.

Pria berpikir bahwa mereka mungkin kehilangan kendali atas isteri mereka jika sang isteri lebih tinggi darinya. Mereka juga percaya bahwa perempuan biasanya mencari perlindungan pada seorang pria, perlindungan fisik pada khususnya. Mungkin karena perempuan dianggap sebagai pihak yang lemah dibandingkan laki-laki, seorang wanita dengan suami pendek tidak mungkin memberikan kesan bahwa dia dilindungi.

Samira Al-Hassan, wanita Yordania, menikah dengan seorang pria yang lebih pendek daripada dia. Dia tetap menikah meskipun reaksi negatif datang dari keluarganya. Dia sekarang percaya bahwa perbedaan ketinggian memiliki efek pada suaminya.

"Sebelum pernikahan kami, itu bukan masalah besar bagi saya, tapi kemudian saya mulai menyadari bahwa keberatan keluarga saya logis," kata Samira.

Menurutnya, suaminya kurang percaya diri karena ia pendek. Dia sengaja berteriak dan memarahi saya di depan orang lain untuk menunjukkan kepada mereka bahwa dia kuat.  "Suami saya selalu menceritakan kisah-kisah orang tentang seberapa kuat dia. Sebagian besar kisah-kisah ini palsu atau tidak benar sesungguhnya,"kata Al-Hassan.

Namun hal berbeda diutarakan sejumlah pria asal Arab. Ahmed Al-Jifri, karyawan berusia 30-an mengaku, keluarganya awalnya menentang pernikahannya dengan seorang wanita yang jelas lebih tinggi daripada dia. Meskipun demikian, mereka tetap menikah.

"Keluarga saya menentang pernikahan saya, karena isteri saya beberapa inci lebih tinggi dari saya, tapi akhirnya kami menikah. Kami menerima banyak komentar negatif dari keluarga dan teman-teman," kata Ahmed yang akhirnya memilih cuek atas sindiran masyarakat atas pernikahannya tersebut. Baginya, pernikahan tidak ditentukan oleh tinggi maupun berat badan pasangan. Terpenting, seorang istri bisa berbuat baik untuk keluarga.

"Ini tidak masuk akal seseorang tidak menikah karena tinggi badannya, yang penting adalah bahwa dia adalah seorang wanita yang baik dan bahwa dia adalah isteri yang sempurna. Kami bahagia satu sama lain," kata Ahmed.

Hal senada diamini Seham Mahjoub, seorang wanita Mesir yang menikah dengan seorang Saudi yang lebih pendek daripada dia. "Ketika kami menikah, saya 17 tahun dan kami memiliki ketinggian yang sama. Namun saya terus berkembang, sehingga saya menjadi lebih tinggi dari suami saya, "katanya.

"Saya mendengar komentar bahwa kepribadian saya lebih kuat daripada suami, karena aku lebih tinggi. Saya tidak tahu mengapa orang membuat hubungan antara tinggi dan kepribadian."

Mahjoub menambahkan bahwa dia tidak pernah menjadi marah ketika mendengar komentar negatif, karena dia tahu itu langka bagi orang untuk melihat seorang pria menikah dengan seorang wanita lebih tinggi daripada dia.

"Komentar yang terlucu yang pernah saya dengar adalah ketika seorang wanita mengira bahwa suami saya adalah anak saya. Wanita itu meminta maaf dan mengatakan kepada saya bahwa dia berpikir begitu karena perbedaan ketinggian," sergahnya.



Penulis: Srihandriatmo Malau  |  Editor: Ade Mayasanto
http://www.tribunnews.com/2011/08/15/istri-lebih-tinggi-dari-suami-hal-tabu-bagi-pria-arab

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money